Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan posisi2 yang tidak mungkin
diisi oleh Dhomir Muttashil (Kata ganti yang bersambung).
Pada
pembahasan berikut akan dijelaskan pengecualian dari posisi2 yg tidak mugkin diisi oleh Dhomir Muttashil (kata ganti yang bersambung), yaitu:
1. Jika ‘Amil Dhomir (kata yang mempengaruhi Dhomir) tersebut sebenarnya mempengaruhi Dhomir lain yang lebih tinggi derajat Ma’rifat-nya yang Dhomir tersebut posisinya terletak lebih dahulu dan tidak dalam keadaan Marfu’.
Jika terjadi yang demikian, maka secara umum, Dhomir yang terletak pada posisi kedua boleh dibaca secara Muttashil (bersambung) ataupun Munfashil (terputus).
Contoh: firman Allah: فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ (Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka).
Jika kita perhatikan, kata فَسَيَكْفِيْكَهُمُ mengandung 2 Dhomir yaitu Dhomir كَ dan هُمْ yang bila diperhatikan lebih lanjut, ternyata Dhomir كَ di sini lebih tinggi derajat Ma’rifat-nya dari Dhomir هُمْ karena arti Dhomir كَ adalah “kamu” yang maksudnya adalah Rasulullah SAW, sedangkan Dhomir هُمْ artinya adalah “mereka” yang meskipun menunjuk kepada kaum kafir, akan tetapi tidak tertentu siapa mereka ini. Dengan demikian Dhomir كَ memang terbukti lebih Ma’rifat dibanding dengan Dhomir هُمْ.